Cari Blog Ini

Kamis, 12 Januari 2012

Hernia

MENURUT Schwartz, hernia adalah penonjolan viskus melalui lubang di dinding kavitas (rongga) tempat visera (organ dalam) tersebut berada. Jenis dan terminologi hernia bermacam-macam, bergantung pada proses terjadinya hernia, letaknya dan keadaan ( sifat ) benjolannya.
Berdasarkan terjadinya, hernia terdiri dari:
1.     Hernia konginetal ( bawaan sejak lahir ), misalnya Hernia umbilicalis, yakni hernia pada pusar yang menonjol ketika bayi menangis, mengejan, batuk dan aktifitas lain yang menyebabkan tekanan rongga perut (abdomen) menigkat.
2.     Hernia didapat ( aquired ), yakni hernia yang timbul karena berbagai faktor pemicu.
Menurut sifatnya, hernia terbagi terbagi atas:
1.     Hernia reponibilis, yakni hernia yang masih dapat keluar masuk. Isi hernia keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
2.     Hernia irreponibililis. Dinamakan Hernia irreponibilis apabila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung pada perineum kantong hernia.
3.     Hernia akreta, yakni Hernia tanpa adanya keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
4.     Berikut di bawah ini adalah beberapa contoh jenis-jenis Hernia berdasarkan pada letaknya.
6.     Terletak di pelipatan paha. Paling banyak terjadi (sekitar 75%) pada berbagai hernia yang melibatkan rongga perut (abdomen). Sebagian besar dialami oleh pria ketimbang wanita.
7.     Terjadi karena konginetal akibat adanya kelainan pada saluran inguinal. Dapat pula terjadi karena didapat (aquired) akibat (a) lemahnya jaringan penyangga saluran inguinal dan (b) peningkatan tekanan rongga perut yang berkepanjangan. Hernia inguinalis bisa timbul di bagian samping pelipatan paha (hernia inguinalis lateralis), di bagian tengah (hernia inguinalis medialis). adapun hernia inguinalis yang menonjol di kantong buah zakar disebut dengan hernia scrotalis.
8.     Hernia Femoralis
9.     Berupa benjolan  di lipat paha melalui anulus femoralis. Selanjutnya isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan pembuluh darah balik paha (vena femoralis) sepanjang sekitar 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.
11. Merupakan kelainan kongenital. Henia Umbilicalis adalah penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar) akibat peninggian tekanan intra abdomen. Pusar nampak menojol saat bayi menangis, batuk, tertawa, mengejan. Hernia ini biasanya akan regresi spontan dalam 6 bulan sampai 1 tahun, bila cincin hernia < 2 cm. Bila ukurannya lebih dari 2 cm, perlu tindakan operasi.
12.   Hernia Hiatal
           Hernia Hiatal adalah penonjolan dari suatu bagian lambung melalui diafragma (sekat rongga dada), dari posisinya yang normal di dalam perut. Diafragma adalah lembaran otot yang digunakan untuk bernafas, yang merupakan pembatas antara rongga dada dan rongga perut. Hernia hiatal sering terjadi, terutama pada usia diatas 50 tahun. Akibat dari kelainan ini bisa terjadi regurgitasi asam lambung.
14.                        Pada anak-anak, hernia hiatal biasanya merupakan suatu cacat bawaan. Hernia hiatal pada bayi biasanya disertai dengan refluks gastroesofageal (muntah, tersedak).
15.      HNP ( Hernia Nukleus Pulposus )
    Hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang “terjepit” di antara kedua ruas tulang belakang sehingga menyebabkan selain nyeri pinggang yang luar biasa. Tak jarang disertai rasa kesemutan yang menjalar ke tungkai sampai ke kaki. Seringkali penderita mengeluh nyeri hebat di pinggang hingga sulit duduk dan berdiri. HNP dapat terjadi karena gerakan mendadak dan bisa pula karena aktifitas yang berkepanjangan dengan posisi tubuh yang tidak benar. Faktor resiko lain sebagai pemicu timbulnya HNP diantaranya: obesitas (berat badan yang berlebihan), poisisi postur tubuh yang tidak benar dan gaya hidup yang nyantai pol (malas bergerak)…  HNP terbanyak (sekitar90%) terjadi di tulang belakang daerah Lumbal 4-5 dan Lumbo-sacral (L5-S1: perbatasan antara tulang Lumbal bagian bawah dan tulang ekor bagian atas).
17.   Jenis-jenis Hernia yang lain, diantaranya: Hernia Vaginalis, Hernia Diafragmatika, Hernia Epigastrika.
18.                        Etiologi / Penyebab Hernia
              Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemahnya dinding             ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah lahir, contoh hernia bawaan adalah hermia omphalokel yang terjadi karena sewaktu bayi lahir tali pusatnya tidak segera berobliterasi (menutup) dan masih terbuka. Demikian pula hernia diafragmatika. Hernia dapat diawasi pada anggota keluarga misalnya bila ayah menderita hernia bawaan, sering terjadi pula pada anaknya.  Pada manusia umur lanjut jaringan penyangga makin melemah, manusia umur lanjut lebih cenderung menderita hernia inguinal direkta. Pekerjaan angkat berat yang dilakukan dalam jangka lama juga dapat melemahkan dinding perut (Oswari. 2000 : 217).
Tanda dan Gejala Hernia
Umumnya penderita mengeluhkan turun berok, burut atau kelingsir atau menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan, benjolan itu bisa mengecil atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi.
Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Penunjang
1. Manifestasi klinis
a. Tampak benjolan di lipat paha.
b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan mual.
c. Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.
d. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan di bawah sela paha.
e. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sasak nafas.
f. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.
(Oswari, 2000 : 218)
  
HERNIA INGUINALIS
A        Pengertian
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal (Lewis,SM, 2003).
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen melalui anulus inguinalis externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000).
Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inginalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital. ( Cecily L. Betz, 2004).
Hernia Inguinalis adalah  suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui dinding yang dalam keadaan normal tertutup (Ignatavicus,dkk 2004).

B        Anatomi Fisiologi
Otot-otot dinding perut dibagi empat yakni musculus rectus abdominis, musculus, obliqus abdominis internus, musculus transversus abdominis. Kanalis inguinalis timbul akibat descensus testiculorum, dimana testis tidak menembus dinding perut melainkan mendorong dinding ventral perut ke depan. Saluran ini berjalan dari kranio-lateral ke medio-kaudal, sejajar ligamentum inguinalis, panjangnya : + 4 cm. (Brunner & Suddarth, 2000)
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yag merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis muskulus transversus abdominis di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum. Kanal ini dibatasi oleh anulus eksternus. Atap ialah aponeurosis muskulus ablikus eksternus dan didasarnya terdapat ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma serta sensitibilitas kulit regio inguinalis, skrotum dan sebagian kecil kulit, tungkai atas bagian proksimedial (Martini, H 2001).
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaiknya bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi dan adanya fasia transversal yang kuat yang menutupi triganum hasselbaeh yang umumnya hampir tidak berotot sehingga adanya gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis (Martini, H 2001)
C        Klasifikasi
Hernia inguinalisterdiri dari 2 macam yaitu :
1.       Hernia inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu hernia yang terjadi melalui cincin inguinal dan mengikuti saluran spermatik melalui kanalis inguinalis (Lewis,SM, 2003).
2.       Hernia inguinalis direct yang disebut juga hernia inguinalis medialis yaitu hernia yang menonjol melalui dinding inguinal posterior di area yang mengalami kelemahan otot melalui trigonum hesselbach bukan melalui kanalis, biasanya terjadi pada lanjut usia (Ignatavicus,dkk 2004).

D        Etiologi
Menurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4. Pensylvania: W.B Saunders, penyebab hernia inguinalis adalah :
1.     Kelemahan otot dinding abdomen.
1.       Kelemahan jaringan
2.       Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
3.       Trauma
1.     Peningkatan tekanan intra abdominal.
1.       Obesitas
2.       Mengangkat benda berat
3.       Mengejan  Konstipasi
4.       Kehamilan
5.       Batuk kronik
6.       Hipertropi prostate
1.     Faktor resiko: kelainan congenital

E         Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren (Oswari, E. 2000).
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang didapat. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena kelemahan daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen (Nettina, 2001).

 F         Manifestasi Klinik
1.       Penonjolan di daerah inguinal
2.       Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
3.       Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan distensi abdomen.
4.       Terdengar bising usus pada benjolan
5.       Kembung
6.       Perubahan pola eliminasi BAB
7.       Gelisah
8.       Dehidrasi
9.       Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri atau mendorong.

G       Pemeriksaan Penunjang
1.       Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.
2.       Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000– 18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.

H       Komplikasi
1.       Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.
2.       Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3.       Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.
4.       Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian timbul nekrosis.
5.       Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan obstipasi.
6.       Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7.       Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
8.       Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9.       Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

I          Manajemen bedah
1.     Perawatan pre operasi
Persiapan fisik dan mental pasien dan pasien puasa dan dilavamen pada malam sebelum hari pembedahan.
2.       Perawatan post operasi
a.       Hindari batuk, untuk peningkatan ekspansi paru, perawat mengajarkan nafas dalam.
b.      Support scrotal dengan menggunakan kantong es untuk mencegah pembengkakan dan nyeri.
c.       Ambulasi dini jika tidak ada kontraindikasi untuk meningkatkan kenyamanan dan menurunkan resiko komplikasi post operasi.
d.      Gunakan tehnik untuk merangsang pengosongan kandung kemih.
e.      Monitoring intake dan output.
f.        Palpasi abdomen dengan hati-hati.
g.       Intake cairan > 2500 ml/hari (jika tidak ada kontraindikasi) untuk mencegah dehidrasi dan mempertahankan fungsi perkemihan.
h.      Bila pasien belum mampu BAK, dapat dipasang kateter karena kandung kemih yang distensi dapat menekan insisi dan menyebabkan tidak nyaman.
i.         Pemakaian celana suppensoar.
3.       Discharge Planning :
a.       Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat benda berat.
b.      Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balut steril setiap hari dan kalau perlu.
c.       Hindari faktor pendukung seperti konstipasi dengan mengkonsumsi diet tinggi serat dan masukan cairan adekuat.

J          Penatalaksanaan
1.       Konservatif
a.       Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.
b.      Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.
c.       Celana penyangga
d.      Istirahat baring
e.      Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
f.        Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.
2.       Pembedahan (Operatif) :
a.       Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang.
b.      Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
c.       Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.


dari berbagai sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar